Museum Lapawawoi
Published on
02.03 //
Sejarah
Museum Lapawawoi
|
Museum
La Pawawoi dulunya merupakan istana (Saoraja,red) Raja Bone , A
Mappanyukki, saat yang bersangkutan menjadi Raja Bone Ke-34. Museum
ini, menyimpan peninggalan Kerajaan Bone, dan terletak di Jalan MH
Thamrin, Watampone.
Museum ini diberi nama Museum La Pawawoi, karena La Pawawoi Karaeng Sigeri sendiri merupakan Raja Bone Ke 31 pada tahun 1895-1905, yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
Istana Raja Bone ini pun dipugar oleh Proyek Pemugaran dan
Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, yang dikerjakan tahun
1679 sampai tahun 1981. dan diresmikan menjadi Museum La Pawawoi oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof Dr Daud
Yusuf, pada tahun 1982.
Di museum ini, ada satu peninggalan dari Raja Bone ke II, La Ummasa Petta Mulangnge Panre atau Petta Panre BessiE , yaitu Lanreseng atau landasan untuk menempa besi, yang masih tersimpan dan menjadi koleksi dari Museum La Pawawoi. Raja Bone kedua ini merupakan pandai besi karena dialah yang mula-mula menciptakan dan mengajarkan alat-alat dari besi di Bone.. Makamnya terletak di Jalan Ahmad Yani Pusat Kota Watampone
Lanreseng tersebut merupakan alat yang digunakan untuk membuat berbagai alat-alat dari besi. Tak hanya itu, koleksi lainnya yaitu Bessi Sikoi atau besi yang berupa cincin yang saling mengait satu sama lainnya, milik La Tenri Tata Arung Palakka. Dan piagam penghargaan VOC Belanda kepada Arung Palakka masih tersimpan di Museum La Pawawoi ini. "Piagam itu merupakan bentuk penghargaan VOC Belanda kepada La Tenri Tatta Arung Palakka atas kerjasamanya saat itu (kooperatif dalam artian sebuah strategi), dan piagam itu bertuliskan tinta emas,".
Di museum ini, ada satu peninggalan dari Raja Bone ke II, La Ummasa Petta Mulangnge Panre atau Petta Panre BessiE , yaitu Lanreseng atau landasan untuk menempa besi, yang masih tersimpan dan menjadi koleksi dari Museum La Pawawoi. Raja Bone kedua ini merupakan pandai besi karena dialah yang mula-mula menciptakan dan mengajarkan alat-alat dari besi di Bone.. Makamnya terletak di Jalan Ahmad Yani Pusat Kota Watampone
Lanreseng tersebut merupakan alat yang digunakan untuk membuat berbagai alat-alat dari besi. Tak hanya itu, koleksi lainnya yaitu Bessi Sikoi atau besi yang berupa cincin yang saling mengait satu sama lainnya, milik La Tenri Tata Arung Palakka. Dan piagam penghargaan VOC Belanda kepada Arung Palakka masih tersimpan di Museum La Pawawoi ini. "Piagam itu merupakan bentuk penghargaan VOC Belanda kepada La Tenri Tatta Arung Palakka atas kerjasamanya saat itu (kooperatif dalam artian sebuah strategi), dan piagam itu bertuliskan tinta emas,".
Museum Lapawawoi memiliki lima ruangan, dan masing-masing
ruangan itu, menyimpan berbagai koleksi peninggalan kerajaan Bone. Di
ruangan pertama atau bagian depan dari Museum ini, menyimpan sejumlah
koleksi seperti koleksi keramik, peralatan makan para raja, alat
tenun, peralatan bissu, peralatan nelayan, serta duplikat bendera
Kerajaan Bone.
Ruangan kedua atau bagian tengah museum ini, menyimpan pelaminan, peralatan makan Ade Pitu atau Tujuh dewan adat kerajaan, pakaian adat, dan beberapa koleksi keramik lainnya. Di ruangan ini, berjejer sejumlah peralatan makan yang sengaja ditata secara rapi. Demikian halnya dengan pelaminan di ruangan ini.
Ruangan kedua atau bagian tengah museum ini, menyimpan pelaminan, peralatan makan Ade Pitu atau Tujuh dewan adat kerajaan, pakaian adat, dan beberapa koleksi keramik lainnya. Di ruangan ini, berjejer sejumlah peralatan makan yang sengaja ditata secara rapi. Demikian halnya dengan pelaminan di ruangan ini.
Sementara itu, di ruangan ketiga menyimpan silsilah Raja Bone,
dari Raja Bone pertama, yaitu Manurunge Ri Matajang hingga Raja Ke 33, .
Selain itu, di ruangan ini juga menyimpan duplikat rambut Arung
Palakka, duplikat mahkota dan pedang, serta photo Raja Bone dan
keturunannya. "Photo penangkapan Raja Bone La Pawawoi Karaeng Segeri,
dan saat diasingkan di Bandung pun ada di ruangan ini,"
Sedangkan, di ruangan keempat, tersimpan duplikat payung emas
Kerajaan Bone, dan perisai kerajaan, kaleo malebu. Dan stempel Kerajaan
Bone saat dipimpin Raja Bone ke 30, Fatimah Banri petta Matinroe Ri
Bolampare. Stempel itu sendiri, digunakan dalam urusan administrasi
kerajaan saat itu. Di ruangan kelima, tersimpan piagam penghargaan VOC
Belanda ke Arung Palakka, dan bessi sikoi milik Arung Palakka, serta
sejumlah photo Raja Bone dan keturunannya.
Museum Lapawawoi, sering mendapat kunjungan baik dari kabupaten Bone maupun dari daerah lain. Tak hanya itu, pengunjung dari provinsi lain di Indonesia juga kerap mengunjungi museum ini. Bahkan, ada pengunjung yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapore, Belanda, hingga Prancis. "Umumnya pengunjung yang berasal dari Malaysia dan Singapore itu, masih mempunyai keturunan Bugis ,".
Museum Lapawawoi, sering mendapat kunjungan baik dari kabupaten Bone maupun dari daerah lain. Tak hanya itu, pengunjung dari provinsi lain di Indonesia juga kerap mengunjungi museum ini. Bahkan, ada pengunjung yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapore, Belanda, hingga Prancis. "Umumnya pengunjung yang berasal dari Malaysia dan Singapore itu, masih mempunyai keturunan Bugis ,".
Umumnya, pengunjung yang datang ke museum ini, yaitu pelajar baik
di tingkat SD sampai SMA, dan mahasiswa. Mungkin sebagai generasi muda
sudah mulai tertarik mengunjungi,nya. terutama anak sekolah dan
mahasiswa. Dia berharap, agar masyarakat paham sejarah budaya, tradisi
dan pahlawannya, dan ikut melestarikannya. Apalagi, Kabupaten Bone
menjadi salah satu ikon pariwisata Sulsel.
Museum Lapawawoi terletak di pusat kota Watampone. Tempat ini menjadi
tempat yang paling sering dikunjungi terlebih bagi mereka yang ingin
mengetahui lebih dalam tentang kejayaan Bone masa lampau. Di museum
ini terdapat berbagai koleksi benda peninggalan Kerajaan Bone yang
masih terawatt dengan baik. Benda-benda tersebut merupakan bukti
kebesaran Kerajaan Bone pada masa lalu.
Adapu benda-benda yang dipamerkan di museum Lapawawoi antara lain :
1. Peralatan Upacara Penjemputan
2. Peralatan Makan untuk Raja
3. Peralatan Bissu dan Upacara Spiritual
4. Peralatan Perkawinan
5. Peralatan Tenun
6. Peralatan Perang
7. Duplikat Payung Emas (aslinya disimpan di Museum Arajangnge yang terletak berdampingan dengan Rumah Jabatan Bupati Bone)
8. Duplikat Selempang Emas (aslinya disimpan di Museum Arajangnge)
9. Stempel Kerajaan
10. Pakaian Adat
11. Peralatan Nelayan
12. Peralatan Musik Tradisional
13. Duplikat Mahkota Arung Palakka
14. Piagam VOC
15. Koleksi Mata Uang Kuno
16. Koleksi Keramik
17. Koleksi Buku Lontara
18. Koleksi Foto-foto Kerajaan
1. Peralatan Upacara Penjemputan
2. Peralatan Makan untuk Raja
3. Peralatan Bissu dan Upacara Spiritual
4. Peralatan Perkawinan
5. Peralatan Tenun
6. Peralatan Perang
7. Duplikat Payung Emas (aslinya disimpan di Museum Arajangnge yang terletak berdampingan dengan Rumah Jabatan Bupati Bone)
8. Duplikat Selempang Emas (aslinya disimpan di Museum Arajangnge)
9. Stempel Kerajaan
10. Pakaian Adat
11. Peralatan Nelayan
12. Peralatan Musik Tradisional
13. Duplikat Mahkota Arung Palakka
14. Piagam VOC
15. Koleksi Mata Uang Kuno
16. Koleksi Keramik
17. Koleksi Buku Lontara
18. Koleksi Foto-foto Kerajaan
(Teluk Bone)
0 komentar