Merenunglah
Published on
07.33 //
Renungan
Selama debu masih bertebaran, selama nafas masih keluar masuk, selama alis masih dapat mengernyit, berarti kehidupan masih berpihak kepada kita.
Jika angin menyemburkan debu ke wajahmu, apa yang kamu rasakan?
Jika kamu menghirup dan menghembuskan udara melalui hidung, menurutmu itukah yang dikatakan nafas?
Jika engkau mengalami atau melihat orang yang mengernyitkan alis dihadapanmu, apakah engkau ingin firasat sekedar numpang lewat didepanmu, ataukah memilih berkenalan kemudian bersahabat dengan firasat itu?
Aku tidak tahu jawaban kalian… tapi bila angin menyemburkan debu ke wajahku, yang kurasakan hanyalah, aku… kalian… adalah sama!
Bila yang halus keluar masuk melalui hidungku, maka itu adalah kasar. Disaat malam hari kita tidur lelap kemudian kembali terjaga dipagi harinya, menurutku itulah nafas.
Bila aku sedang atau melihat orang mengernyitkan alis, ada dua hal yang timbul dalam pikiranku. Pertama, orang itu sedang berfikir. Kedua, orang itu sedang bermain dengan emosinya, baik itu berbentuk haru, sedih, kecewa, marah atau bahagia. Satu hal yang pasti, bahwa tidaklah penting bagiku mengetahui apa yang orang lain pikirkan. Menerawang pikiran orang lain sama halnya tidak percaya pada diri sendiri.
Maka merenunglah…dengan merenung akan mempertajam pemahamanmu dan bertambahlah ilmu mu.
Oleh : Yuger
Oleh : Yuger
0 komentar